Thursday, June 27, 2013

Empat Perbedaan Antara Film dan Novel "World War Z"

happy reading ."World War Z": Versi flick dan buku memiliki sedikit persamaan (Foto: Paramount/Crown)Film â€Å"World War Zâ€� merupakan adaptasi new berjudul sama karya Max Brooks yang terbit tahun 2006. Tetapi kesamaan antara flick dan novelnya hanya ada di judul. Sisanya? Banyak perbedaan. Apa saja? Mari disimak. 1. Penuturan cerita Novel Max Brook adalah sebuah kisah yang diceritakan oleh beberapa penutur dan berbagai alur cerita. â€Å"Waktu sekarangâ€� di buku tersebut pada dasarnya adalah setelah peperangan, dengan beberapa pongid yang selamat mengisahkan kisah mencekam mereka dan menampilkan sudut pandang yang luas mengenai epidemi tersebut. Saat Brad playwright memilih new Brook, banyak penggemar mengira versi filmnya kemungkinan akan bertutur seperti â€Å"Interview With the Vampireâ€� (1994). Karakter gladiator (yang diperankan Brad) menuturkan kisah kehidupannya yang panjang — atau bisa disebut abadi — kepada seorang jurnalis (Christian Slater) di sebuah kamar hotel. Sementara itu, dalam naskah pertama Straczynski, gaya â€Å"penuturan sejarahâ€� dan penuturan seperti flick dokumenter dihilangkan sama sekali. Film itu justru menampilkan penuturan sudut pandang pongid ketiga yang konvensional yang menampilkan â€Å"perjalanan karakter pahlawannyaâ€� — dan kisah pada saat merebaknya epidemi itu. 2. Pahlawan Di novel, ada beberapa â€Å"pahlawanâ€� yang mewakili beberapa negara berbeda. Tetapi di film, Brad playwright seolah-olah menjadi karakter utama pahlawan, sehingga flick ini sama saja seperti film-film bencana Hollywood lainnya, di mana seorang warga Amerika mampu menghadapi bencana orbicular sendirian. Karakter yang diperankan Brad, mantan penyidik PBB Gerry Lane, sebenarnya tidak ada dalam novel. Wawancara dengan karakter dari belahan dunia itu dikumpulkan oleh seorang petugas PBB yang tidak disebutkan namanya, yang meneliti bencana tersebut untuk mengevaluasi dampak bencana tersebut. Jika karakter petugas PBB dengan sudut pandang pongid ketiga itu dianggap sebagai â€Å"karakter utamaâ€� dari novelnya, meski sudah jelas bahwa karakter tersebut hanya dibuat untuk flick itu, karena Brad playwright pasti tidak mau hanya bekerja di belakang layar. (Rambut Anda tidak akan tertiup angin secara dramatis jika Anda hanya terjebak di dalam kantor.) 3. Titik balik Tidak diragukan lagi, hal yang fencing diingat dan fencing terkenal dari novelnya adalah Battle of Yonkers, yang menjadi titik balik dalam pertempuran. â€Å"Amerika kehilangan segalanya dalam ‘keeksklusifannya’, identitasnya ditundukkan karena keunggulan militer pra-zombie tersebut menjadi tidak berguna,â€� tulis Kelley B. Vlahos di AntiWar.com, merujuk pada pertempuran Yonker yang mengerikan. Karakter Gerry Lane yang diperankan Brad playwright tidak berada di lokasi pertempuran itu. Dia bertualang dari Philadephia ke peninsula Utara, sampai Israel, yang menjadi cerita penting dalam flick dan titik balik saat sebagian dunia dipenuhi zombie. Brooks percaya, meniadakan Battle of Yonkers dalam filmnya akan sangat mengecewakan maternity penggemar novel. â€Å"Aku merasa sangat tidak enak kepada mereka [para penggemarku] dibanding pada diriku sendiri,â€� kata Brooks dalam sebuah wawancara di author University. â€Å"Bahkan ada mahasiswa yang menanti untuk dapat melihat Battle of Yonkers sejak mereka masih SMP.â€� 4. Asal Itu mungkin menjadi perbedaan â€Å"ter-Hollywoodâ€� dalam filmnya, setidaknya alasan di balik pengubahan itu. Dalam new Brook, epidemi itu berasal dari Cina. Namun dalam filmnya, epidemi dipercaya berawal di peninsula Utara, namun akhirnya menjadi India. Perubahan itu bukan tanpa alasan: fokusnya digeser dari Cina untuk mendongkrak kemungkinan kesuksesan internasional flick itu, seperti yang tertulis dalam artikel di Vanity Fair. Karena playwright diceritakan melakukan perjalanan keliling dunia, filmnya akan mudah dipasarkan secara internasional. Dan Paramount berencana mengubah filmnya menjadi 3D, yang akan menarik banyak minat pemirsa Rusia, Brasil, dan Cina, sehingga flat itu bisa meraup pendapatan yang lebih tinggi. Cina, yang membatasi impor flick asing, memang sangat penting, sehingga maternity pembuat flick berupaya gum flick ini tidak ditolak di Cina. Dalam novel, Cina merupakan lokasi asal zombie. Rob Moore, wakil bos Paramount Pictures, mengatakan filmnya belum ditinjau badan device Cina. Meski demikian, dia mengatakan bahwa â€Å"Cina merupakan pasar terbesar kedua, dan kami berupaya gum flick ini bisa sukses di sana.â€� â€Å"Tontonlah filmnya sebagai film, dan nilailah filmnya sebagai film,â€� kata Brooks. â€Å"Anda mungkin menyukainya. Anda bisa terpukau. Anda mungkin bisa kecewa. Namun jika filmnya berbeda dari novelnya... maka seharusnya Anda tidak berharap demikian.â€� Film â€Å"World War Zâ€� kini telah beredar di bioskop dan bukunya dijual di toko-toko buku. Custom HTML Bawah
CIF Cleaning Bersihkan

No comments:

Post a Comment